Review Pride and
Prejudice
Novel bertemakan romance ini sesungguhnya adalah Novel klasik pertama yang berhasil ku baca.
Pride
and Prejudice merupakan Novel karya Penulis ternama
Inggris, Jane Austen. Jane Austen dikenal karena gaya penulisannya banyak
menginspirasi penulis-penulis masa kini, juga karena kejujuran dan kekhasannya. Karya nya cenderung ke genre roman, yang ikut diwarnai fakta tentang
keadaan sosial pada masanya. Beberapa novel karya Jane Austen yang terkenal
adalah Emma dan Sense and Sensibility.
Sampai sekrang,
karya-karyanya masih menjadi hits dan selalu mendapat apresiasi karena kualitas
penulisannya. Intinya Novel klasik yang satu ini wajib dibaca oleh pecinta
Sastra Klasik.
Pride
and Prejudice sendiri menceritakan kehidupan
pemudi-pemudi pada abad ke 17, dengan segala budaya dan aturan masa
itu, harus mendapatkan pasangan hidup atau suami dari kalangan bangsawan atau
memiliki harta yang cukup untuk mengangkat martabat keluarga.
Mrs Bennet diceritakan
memiliki lima orang putri. Dan ketika suatu hari seorang pemuda kaya raya datang
ke Netherfield, Mr Bingley namanya, maka
Mrs Bennet pun meyakinkan anggota keluarganya bahwa salah satu putrinya akan menikah dengan pemuda-pemuda
kaya itu. Sedangkan Ayah dari keluarga itu, Mr Bennet memiliki sikap tidak
terlalu peduli dengan rencana pernikahan putri-putri nya, dia lebih banyak menghabiskan
waktu di perpustakaannya dan menghindari berdebat dengan istrinya yang memiliki
impian indah memiliki harta melimpah yang bisa membahagiakannya di masa tua.
Maka dari itu, menikahkan putrid-putrinya kepada pemuda kaya raya adalah
satu-satu cara yang harus ditempuh Mrs Bennet agar itu bisa terwujud,
menurutnya.
Namun ternyata tidak
semua anak-anak gadis sependapat dengan sang Ibu. Salah satunya Elizabeth atau Lizzy. Dia adalah gadis
berusia belum genap dua-puluh-satu tahun yang memiliki kepribadian kuat
diantara yang lainnya. Meski pada jamannya seorang gadis akan terlihat
terhormat jika menikahinya pria pilihan orang tuanya atau kemauan pria itu
sendiri, tapi Elizabeth menjungjung tinggi harga dirinya sebagai makhluk yang
tidak bisa diberdaya hanya oleh kekayaan semata. Dia benar-benar gadis yang
berbeda.
Tak heran jika Sang
pengarang sendiri, Jane Austen, memilih Elizabeth Bennet sebagai tokoh favorit
dari seluruh tokoh cerita yang pernah di buatnya. Perangainya yang tegas,
feminis, dan pada saat bersamaan ceria, membuat Elizabeth Bennet menjadi salah
satu tokoh wanita yang paling dikagumi dalam literature Inggris.
Adalah seorang Mr Darcy
yang merupakan teman karib Mr Bingley yang datang ke Netherfield untuk mencari
penghidupoan baru selain menikmati kekayaan mereka. Mereka juga mencari pasangan
hidup.
Mr Bingley kemudian
jatuh cinta kepada Jane, putri sulung Mrs. Bennet yang paling cantik. Buih-buih
cinta mereka sudah mulai tumbuh ketika malam pertama mereka bertemu pada acara dansa di Netherfield. Sedangkan
bagi Elizabeth maupun Ibunya, Mr Darcy merupakan makhluk yang tidak pantas
untuk diajak bicara, bahkan kebencian mereka terhadap Mr Darcy yang diceritakan
memiliki perangai angkuh, acuh tak acuh
berlanjut sampai titik klimaks cerita dalam Novel ini.
Dalam novel ini, setiap
tokoh memiliki karakter khasnya masing-masing yang sulit disamakan satu dengan
yang lain. Jane adalah gadis yang lugu dan baik hati, bahkan terkadang terlalu
baik hati bagiku, kemudian Catherine adalah gadis yang sepertinya terobsesi
dengan prajurit dan sangat membutuhkan diperhatikan. Berbeda dengan Mary yang
lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku-bukunya, dan bahkaan menurutku dia memiliki pengetahuan yang lebih dari
kakak-kakaknya. Sedangkan anak paling bungsu , Lydia, memiliki perangai yang
hampir mirip ibunya. Dia juga sangat terobsesi dengan prajurit dan senang
keluar dan berjalan ke Meryton bersama Catherine, hanya untuk memandang para praurit
dan bahkan berharap ada hubungan dengan mereka.
Dia merupakan putrid paling liar menurutku, dengan segala kenakalan masa remaja dan sikapnya yang terlalu riang
dan banyak bicara membuat ku tidak heran ketika Lydia yang barus berusia 16
tahun menikah lebih dulu dari pada kakak-kakaknya, dan dia menikah dengan
seorang prajurit yang nama nya sudah cukup tercoreng sebagai penipu, Mr.
Wickman.
Agak mengejutkan memang
dan melelahkan mengikuti kisah ini
karena sangat panjang dengan pesta – pesta dansanya, kunjungan dan segala
bentuk pembicaraan yang menurut ku sangat sopan pada jaman itu. Ketika akhirnya
Elizabeth berubah pikiran tentang Mr Darcy, pria yang awalnya dibencinya, dan
dia berharap takkan pernah menikah
dengannnya. Namun ternyata, seiring waktu, dan kebenenaran-kebenaran yang
terungkap tentang Mr Darcy, membuat Elizabeth malu sendiri dan harus menerima
kenyataan bahwa dia jatuh hati pada Mr Darcy yang memang memiliki hari yang
baik dan tidak seperti yang mereka pikirkan sebelumnya (meskipun memang usaha
Mr Darcy untuk mendapatkan Lizzy tidak selalu berhasil).
Mungkin menurut ku,
kisah dalam novel ini, sesuai judulnya adalah penilaian seseorang yang sering
salah hanya karena prasangka dan tanpa ada bukti -bukti kuat, kadang penampilan
diluar memang menipu. Itulah yang terjadi pada para tokoh di dalam kisah ini.
“Faktanya adalah, kau
sudah lelah menerima kesopanan, kehormatan, dan perhatian yang berlebihan. Kau
sudah muak dengan para wanita yang
berbicara, memandang,, dan berusaha keras utuk mencari persetujuan darimu. Lalu
aku datang, dan kau langsung tertarik karena aku sangat berbeda dari mereka.” –
Elizabeth Bennet
Kehormatan,
kesombongan, kesopanan dan kekayaan serta martabat juga menjadi masalah penting dalam Novel ini. Di
mana sulit rasanya bagi seorang pemuda yang mewarisi kekayaan keluarganya harus
mencari pasangan hidup dari kalangan yang lebih rendah.
Namun nyatanya, Jane
Austen berhasil ‘memberontak’ dalam kisahnya
ini, dan menciptakan kisah baru yang penuh makna.
So, 4,5 star for this
Novel!
Recommended to: Everyone!
No comments:
Post a Comment