“You don’t have to defend or explain your decisions to anyone. It’s your life. Live it without apologies.”
Hey
guys, I wish you are having a wonderful week!
Kali ini aku akan share
topic yang mungkin sangat menarik perhatian ku selama ini. Apa itu?
Sewaktu kecil aku
senang bermain dengan serangga. Hampir setiap hari pasti aku akan pergi ke daerah
penuh semak yang penuh dengan harta karun ku, yaitu belalang, laba-laba dan
jenis makhluk kecil lainnya. Hewan favorit ku adalah laba-laba, which for me is so cool!
Aku menangkap beberapa
diantara mereka dan menaruh diwadah yang sudah ku siapkan. Ada lubang udara, ada
benda-benda kecil sebagai rumah dan tentunya makanan. Mereka mendapatkan fasilitas
terbaik dari ku. Laba-laba itu akan mulai menyukai rumah baru mereka didalam
wadah toples berpasir, dan memulai keluarga baru jika aku menambahkan laba-laba
berlainan jenis kelamin. Aku senang memperhatikan cara mereka menangkap lalat
atau serangga lain yang kutaruh didalamnya,
aku senang melihat bagaimana
mereka menggali lubang dan membuat sebuah sarang baru. Aku menikmati
pemandangan ketika akhirnya telur-telur itu menetas menjadi ratusan bayi-bayi
mungil yang rentan.
Sampai hal yang sangat menyenangkan itu pun berhenti
kulakukan suatu kali karena pendapat seseorang. Keluarga ku. Orang-orang pikir
itu adalah sesuatu yang buang-buang waktu. Mereka terang-terangan menyuruh ku
berhenti melakukan hal gila itu dan aku pun berhenti.
Tangal 2 kemarin adalah
hari yang sangat istimewa. Aku sudah
menunggu lama untuknya, aku telah melakukan research tentang segala hal
mengenai Piercing, tentu menabung
untuk mendapatkan satu lubang baru
ditubuhku, ide ini terus terngiang dibenakku karena aku sangat
menyukainya, aku senang ada sesuatu berkilau diujung telinga ku. Dan hari itupun
juga aku pergi ke kota untuk menindik
telinga sebelah kiriku :)
Perasaan ku sangat
bahagia saat itu, agak gugup awal dan
setelahnya. Sedikit info kalau rasanya ditindik telinga ternyata tidak terlalu
sakit, bahkan dicubit lebih sakit. Aku memandang telinga ku di kaca dan wow it hangs perfectly. I love it.
Dan sampailah pada
saat-saat paling sulit dari semuanya.
Aku pulang kerumah dan tanpa ada niat untuk memperlihatkan kepada orang-orang
rumah, mereka pada akhirnya melihat telinga ku juga (karena mustahil untuk
tidak melihatnya). Aku juga tidak berusaha menutupinya actually.
Respon dari ibu ku well, she was shocked. Dia sempat
memperingatkanku tentang Ayah dan beberapa orang juga dan aku tidak ambil pusing
saat itu. Aku tetap membiarkan anting ku tergantung cantik.
Kemudian Ayah ku
melihatnya keesokan harinya. Dia kaget juga, tetapi kagetnya beda dengan kaget
ibu ku. Aku sempat melihat wajahnya yang berubah menjadi lebih pucat. Dan pada saat itu, dia menyuruh
ku melepasnya atau dia akan meninggalkan rumah karena MALU.
Mendapat
double-negative respond ternyata bagiku terlalu banyak. Aku menghabiskan sisa
hari merenung dalam kamar, sesekali berkaca dan membiarkan air mata turun.
“Kadang-kadang aku harus membiarkan emosi keluar dari diriku” pikirku.
Tetapi tetap saja, aku
tidak melepasnya. Beberapa hari kemudian sampai hari ini aku masih memakai
anting ditelinga ku. Bahkan tadi siang sempat paman ku memarahi ku dengan nada
yang cukup besar, meski tidak sebesar nada Ayahku, dan meyakinkan bahwa apa
yang kulakukan adalah salah. Ups.
Pernahkah kalian
merasakan hal serupa? Pernahkah kalian secara bersusah payah dan mati-matian mencoba memperoleh pengakuan
dari orang lain atau persetujuan?
Oh
my friends, Aku harus bilang sudah saatnya kalian berhenti
melakukannya.
Mengapa aku bilang
begitu? Karena pada faktanya, hidup yang kita jalani sekarang, termasuk segala
pilihan-pilihan yang tersedia diluar sana sepenuhnya adalah hak kita secara
pribadi.
Aku sudah belajar bahwa
dengan meminta atau mengemis Approval
dan Validation dari orang lain adalah
sesuatu yang Toxic untuk diri kita.
Ketika kita mencoba mengeluarkan sebuah ide yang sebenarnya cemerlang, kita
bahkan sudah memikirkannnya dalam waktu lama dan yakin bahwa ide itu sangat
berharga, tetapi saat kita berusaha membagikannya pada orang lain dan respon
mereka
“No, it’s wasteful..”
“it’s worthless..”
Dan karena takut akan
Penolakan, maka ide cemerlang itu musnah.
“Aku rasa ide ku memang
buruk..” dan membuatnya pas atau sesuai dengan pendapat orang lain.
Apa yang menyebabkan kita melakukan tindakan semacam itu adalah karena rasa ketidak amanan, ketidakpercayaan
diri dan ketergantungan. You’re addicted
for Approval!
Dan fakta menyedihkan
lainnya adalah tidak semua pilihan yang akan kita ambil adalah buruk, meskipun
orang lain tidak menyukainya. Maukah
kita menjadi tawanan dari pemikiran lama ini? Maukah impian kita terkubur
dalam-dalam dan diabaikan selamanya hanya karena mimpi dan impian tersebut
tidak sejalan dengan pendapat orang lain? Bila kita mengalah, maka secara bersalah
kita akan terus desperately wanting people’s validation. Kita akan menjadi budak dari pemikiran orang lain.
Pernahkah kalian
memposting foto selfie di akun social-media dan setelah beberapa jam hanya
mendaptkan sedikit likes? Dan secara cepat kalian menilai buruk postingan
tersebut? Aku sudah pernah! Dan rasanya sangat menyesakkan dada. Itu tidak
benar, itu sangat tidak masuk akal. Kita semua indah sesuai ide indah kita
sendiri. Kita tidak perlu mengambil ide bagaimana harus cantik atau tampan dari
orang lain, ide cantik dan tampan yang kita perlukan hanya dari dalam diri kita
sendiri. We are all beautiful on our own
way…
Jadi stop memusingkan pendapat
orang lain tentang penampilan kita. It
sucks.
Orang akan tau bahwa
pendapat mereka harus dan tetap akan kita setujui, sehingga mereka mendikte
hidup kita. Kita dilain pihak, karena tidak ingin ditolak maka takut
membuat suatu perubahan mencolok atau perubahan
yang ‘melawan arus’.
“Ketika mereka menolak
diri ku, maka aku bukan apa-apa..” euwwh.
Well, hidup bukan hanya
untuk berpura-pura agar semua orang
menyukai kita. Jika ingin bahagia,
langkah pertama adalah dengan membuat diri kita sendiri bahagia, the rest will follow..
Jika kalian ingin
mewarnai rambut menjadi warna jingga karena kalian menyukainya, well Do It
guys! Anything that makes you Happy, just
do it. Tidak butuh persetujuan dari
orang lain, hidup sesuai impian mu.
-
Ketika kita hidup, dan
ingin hidup dalam kebebasan, dalam sebuah kebahagiaan sejati, maka jangan
pernah membuat keputusan atas dasar pendapat orang lain atau cara pandang orang
lain.
Kita adalah individu
yang secara spesifik berbeda, aku mungkin melihat dunia dengan cara ku
sendiri, begitu pun orang lain, dan itu keren!
Mengapa harus takut
ditolak? Ketika orang lain merasa jengkel dengan pilihan hidup kita atau irritated because of that, then that’s THEIR
PROBLEM. Mereka mungkin saja merasa envy
(cemburu) dengan keputusan yang kita ambil, atau merasa tidak nyaman dengan
pilihan itu sehingga membuat mereka secara mati-matian menurunkan self-value
orang itu, agar supaya mereka juga merasa buruk terhadap diri sendiri.
Begitulah cara orang menjatuhkan nilai dalam diri seseorang yang merasa tidak
aman. Tapi tentu tidak berlaku bagi orang-orang yang memiliki mental kuat.
Satu-satunya orang yang perlu kita peroleh persetujuan hanya diri kita sendiri guys.
Dan satu lagi hal yang
penting adalah ketika kita mulai terlihat
berbeda dan mencolok, maka hal itu
akan sangat tidak mudah. Orang-orang akan mulai menjudge dan menaruh
komentar terburuk. Tetapi guys, itulah bagaimana orang-orang yang Out-standing
diluar sana mendapatkan kebahagiaan mereka. Tidak mudah memang, tetapi jika
berhasil melewatinya, saat itulah kita benar-benar HIDUP.. :)
“You have to accept the fact that some people are never going to be for you. Treat them with respect, but you don’t need their approval to fulfill your destiny.” – Joel Osteen
BS
Apa komentar kalian
tentang Persetujuan Dari Orang Lain? Apakah kalian memiliki pendapat sendiri
tentang hal ini? Tinggalkan komentar dibawah ya :) Thanks for
Reading.
Sangat memotivasi nih tulisan nya. Bagus banget
ReplyDeleteSalam kenal bang.
Makasih banyak gan, sangat berarti komentar nya (:
DeleteDan salam kenal juga hehehe
DeleteSemua orang tua berpikir apa yang terbaik untuk anak. Kalau sekarang dibalik, misalkan suatu saat nanti kita punya anak pasti kita melakukan hal yang sama.
ReplyDeleteiya, saya setuju Mas (:
DeleteTapi kalau saya jadi orang tua, saya hanya akan menasehati hal yg perlu saja, keputusan terakhir ada pada sang anak.
Setuju nih...
ReplyDeleteHidup bukan hanya untuk berpura-pura agar semua orang menyukai kita. Jika ingin bahagia, langkah pertama adalah dengan membuat diri kita sendiri bahagia..
Peduli amat sih omongan orang lain, toh yg lain cuma bisa komentar, yg jalaninnya adalah kita..
So, santai aja! :D
setuju Raya *cheers*
DeleteGue gak setuju sama postingan ini.
ReplyDeleteBagi gue, persetujuan orang tua itu penting banget. Meskipun sekarang gue udah 21 tahun dan udah lulus kuliah, kalo mau beli sesuatu yang lumayan mahal gue selalu bicarakan itu ke orang tua. Mau merubah penampilan, gue selalu bicarakan juga.
Walaupun itu menggunakan uang gue sendiri.
Berdebat dengan orang tua udah sering banget gue rasain. Sebelum lulus kuliah gue pernah kerja part time, pernah juga di tolak kerja karena penampilan gue gak terurus, rambut gondrong dan wajah sering ngantuk. Gue pengen marah sama pemilik cafe, tapi memang begitu kenyataannya. Seketika gue ingat pesan orang tua untuk segera potong rambut biar keliatan lebih rapi.
Selalu ada keridhoaan dalam menjalani hari kalo orang tua itu setuju. Bagi gue.
Ketika bekerja dalam sebuah tim, apakah kita tidak membutuhkan persetujuan anggota tim lain?
entahlah Wahyu, tapi iya aku setuju dibagian tim itu. Sebuah tim yang baik haruslah bekerja sama. tapi kadang anggota tim ingin mengontrol pilihan kita, meskipun kamu hidup bersama keluarga, tapi secara umum hidup mu hanya dijalani oleh diri sendiri bukan?. So, iya pilihan ada di diri masing-masing :)
Deletemenanyakan pendapat orang lain juga pasti perlu, apalagi ada orang tua. tapi tidak sepenuhnya kan pendapat mereka harus kita ikuti :)
Waaw, tulisanmu cukup rapi yaa dan mengalir untuk menyampaikan gagasan yang kamu pendam selama ini
ReplyDeletePerihal belalang.. Hmm tak seharusnya orang tuamu melarangmu, kecuali jika kamu bermain sampai lupa waktu. Ortu melarang, tentu ada alasan. Sudah ditanya apa alasannya?
Begitupun juga dgn piercingmu. Saya rasa, ortumu kurang respect terhadap budaya barat (piercing for man). Ya karena memang kita menjunjung tinggi budaya ketimuran yang sangat santun, sangat membedakan gender. Mungkin juga, ortumu khawatir kamu ikut2an ngepunk negatif, soalnya umumnya mereka berpiercing dan banyak respon negatif dari masyarakat.
Kamu keren banget kalo pake piercing, tapi jika kamu tinggal di daerah berbudaya barat
Coba dipikirkan baik2 yaaa, apalagi ortu yang membiayai kehidupan kamu, sepatutnya kamu berbaik budi kepada mereka
Persetujuan dari orang lain?
Tentunya. Kalo udah bersuami, pasti harus dapet persetujuan dari beliau
Kalo sudah beristri, pasti ada tukar pendapat perihal perencanaan rumah tangga
Kalau masih berorang tua, alangkah baiknya mencari tahu pendapat mereka, karena mereka ingin berbangga terhadap anaknya
Saya rasa memang perlu, tapi bukan ke persetujuan, melainkan tanya pendapat, mana yang lebih baik, lalu kita yang memutuskan
Alangkah indah hidup kita jika banyak dukungan atas tindakan dan pemikiran kita..
Kamu tetap jadi anak yang baik yaaa...
Salam kenaal...
iya setuju mbak, makasih komentarnya sangat berarti.
Deleteiya aku juga setuju soal prasangka buruk orang yang mengganggap piercing adalah hal negatif. Dan betul juga tentang kalau kita butuh persutujuan dengan partner (bila sudah ada), mungkin aku tidak memikirkannya ketika menulis ini :) terima kasih.
dan salam kenal mbak Ocha :)
Semua orangtua pasti mengginginkan yang terbaik buat anaknya, jika kamu kurang setuju dengan orangtuamu coba yakin kan mereka dengan cara yang baik menurut mereka, tunjukan hasil dari usahamu.
ReplyDeleteterima kasih sarannya mas Asdita, dan saya setuju hehe kalau orang tua selalu menginginkan yang terbaik dari kita (:
DeleteOke first of all, saya mau bilang bahwa "blog yang sekarang saya kelola awalnya mendapat respon buruk dari orang tua". Iya, karena pada awalnya saya sering begadang memperbaiki macam - macam, dan lihat sekarang. :)) Mereka malah mensupport jika saya mulai jenuh untuk update lagi.
ReplyDeleteTapi, kadang ada sesuatu yang kadang memang itu buruk, dan ada sesuatu yang awalnya dianggap buruk akhirnya mereka menerima bahkan mengikuti.
Well, hidup memang nggak gampang, bro. Bisa jadi keputusan yang lu ambil itu salah, bisa juga benar.
Salam kenal, dari Andika Machmud.
Hai Andika, saya salut sama kamuu. Iya setuju tidak ada yang tau hasil dari keputusan kita hari ini, dan saya rasa hidup akan mengikuti cara pandang kita terhadapnya. Terima kasih (:
DeleteKalau pendapat gue sih, 50:50 nih. Ada setujunya ada nggak setujunya juga, tergantung konteksnya.
ReplyDeleteTerkadang penilaian orang lain ada baiknya juga, meskipun jangan ditelah mentah-mentah. Coba deh kalo aja ada 5 orang yang mengatakan hal buruk tentang kita, kalau dipikir-pikir nggak ada salahnya untuk intropeksi diri.
Tentu saja kita berjalan di atas sepatu kita sendiri, masa minjem sama orang. Dan kita berhak untuk hidup kita sendiri, meskipun begitu sah sah aja belajar dari orang lain. :)
gue setuju nih Erni :)
Deleteoke, makasih sarannya sangat berarti. Salam Kenal
Terkadang aku sangat membutuhkan persetujuan dari orang lain.
ReplyDeletetapi disisi lain, aku juga 'pernah merasa muak dengan sikap mereka.
intinya, aku ga suka kebanyakan orang ikut campur urusanku.
apalagi untuk mereka yang ga tau menau tentang kehidupan seseorang tapi udah bersikap seolah dia tahu betul siapa diri kita.
orang sekarang lebih suka jika kita memiliki pemikiran yang sama dengan orang itu, berbeda sedikit saja langsung nyinyir.
hey dude, kebersamaan ga harus sama ..
iya Khairul, gue setuju! like it dude
Deletehemm standar sih.Ada beberapa hal yang menurut gue bisa kita lakukan dengan inisiatif kita sendiri, ya bisa dikatakan "tidak butuh persetujuan dari orang lain" melainkan kita tentukan sendiri hal tersebut.
ReplyDeleteTapi di sisi lain,memang ada beberapa hal yang harus membutuhkan persetujuan orang lain.Ya gak perlu jauh jauh lah,orang tua aja contohnya.
Menurut gue sih , ya gitu beberapa hal memang ada yang harus kita inisiatifkan sendiri , dan ada beberapa hal yang memang harus membutuhkan persetujuan orang lain .
semisal orang tua.