Thursday, 5 January 2017

Tidak Butuh Persutujuan dari Orang Lain




“You don’t have to defend or explain your decisions to anyone. It’s your life. Live it without apologies.”

Hey guys, I wish you are having a wonderful week!
Kali ini aku akan share topic yang mungkin sangat menarik perhatian ku selama ini. Apa itu? 


Sewaktu kecil aku senang bermain dengan serangga. Hampir setiap hari pasti aku akan pergi ke daerah penuh semak yang penuh dengan harta karun ku, yaitu belalang, laba-laba dan jenis makhluk kecil lainnya. Hewan favorit ku adalah laba-laba, which for me is so cool!


Aku menangkap beberapa diantara mereka dan menaruh diwadah yang sudah ku siapkan. Ada lubang udara, ada benda-benda kecil sebagai rumah dan tentunya makanan. Mereka mendapatkan fasilitas terbaik dari ku. Laba-laba itu akan mulai menyukai rumah baru mereka didalam wadah toples berpasir, dan memulai keluarga baru jika aku menambahkan laba-laba berlainan jenis kelamin. Aku senang memperhatikan cara mereka menangkap lalat atau serangga lain yang kutaruh didalamnya,  aku  senang melihat bagaimana mereka menggali lubang dan membuat sebuah sarang baru. Aku menikmati pemandangan ketika akhirnya telur-telur itu menetas menjadi ratusan bayi-bayi mungil yang rentan.

Sampai hal yang  sangat menyenangkan itu pun berhenti kulakukan suatu kali karena pendapat seseorang. Keluarga ku. Orang-orang pikir itu adalah sesuatu yang buang-buang waktu. Mereka terang-terangan menyuruh ku berhenti melakukan hal gila itu dan aku pun berhenti.

Tangal 2 kemarin adalah hari yang  sangat istimewa. Aku sudah menunggu lama untuknya, aku telah melakukan research tentang segala hal mengenai Piercing, tentu menabung untuk mendapatkan satu lubang baru  ditubuhku, ide ini terus terngiang dibenakku karena aku sangat menyukainya, aku senang ada sesuatu berkilau diujung telinga ku. Dan hari itupun juga aku pergi ke  kota untuk menindik telinga sebelah kiriku :) 
Perasaan ku sangat bahagia saat  itu, agak gugup awal dan setelahnya. Sedikit info kalau rasanya ditindik telinga ternyata tidak terlalu sakit, bahkan dicubit lebih sakit. Aku memandang telinga ku di kaca dan wow it hangs perfectly. I love it.

Dan sampailah pada saat-saat paling sulit dari  semuanya. Aku pulang kerumah dan tanpa ada niat untuk memperlihatkan kepada orang-orang rumah, mereka pada akhirnya melihat telinga ku juga (karena mustahil untuk tidak melihatnya). Aku juga tidak berusaha menutupinya actually.

Respon dari ibu ku well, she was shocked. Dia sempat memperingatkanku tentang Ayah dan beberapa orang juga dan aku tidak ambil pusing saat itu. Aku tetap membiarkan anting ku tergantung cantik. 

Kemudian Ayah ku melihatnya keesokan harinya. Dia kaget juga, tetapi kagetnya beda dengan kaget ibu ku. Aku sempat melihat wajahnya yang berubah menjadi  lebih pucat. Dan pada saat itu, dia menyuruh ku melepasnya atau dia akan meninggalkan rumah karena MALU. 


Mendapat double-negative respond ternyata bagiku terlalu banyak. Aku menghabiskan sisa hari merenung dalam kamar, sesekali berkaca dan membiarkan air mata turun. “Kadang-kadang aku harus membiarkan emosi keluar dari diriku” pikirku. 

Tetapi tetap saja, aku tidak melepasnya. Beberapa hari kemudian sampai hari ini aku masih memakai anting ditelinga ku. Bahkan tadi siang sempat paman ku memarahi ku dengan nada yang cukup besar, meski tidak sebesar nada Ayahku, dan meyakinkan bahwa apa yang kulakukan adalah salah. Ups.




Pernahkah kalian merasakan hal serupa? Pernahkah kalian secara bersusah payah  dan mati-matian mencoba memperoleh pengakuan dari orang lain atau persetujuan?

Oh my friends, Aku harus bilang sudah saatnya kalian berhenti melakukannya.

Mengapa aku bilang begitu? Karena pada faktanya, hidup yang kita jalani sekarang, termasuk segala pilihan-pilihan yang tersedia diluar sana sepenuhnya adalah hak kita secara pribadi.


Aku sudah belajar bahwa dengan meminta atau mengemis Approval dan Validation dari orang lain adalah sesuatu yang Toxic untuk diri kita. Ketika kita mencoba mengeluarkan sebuah ide yang sebenarnya cemerlang, kita bahkan sudah memikirkannnya dalam waktu lama dan yakin bahwa ide itu sangat berharga, tetapi saat kita berusaha membagikannya pada orang lain dan respon mereka

“No, it’s wasteful..” “it’s worthless..”

Dan karena takut akan Penolakan, maka ide cemerlang itu musnah.
“Aku rasa ide ku memang buruk..” dan membuatnya pas atau sesuai dengan pendapat orang lain.

Apa yang menyebabkan kita melakukan tindakan semacam itu adalah karena rasa ketidak amanan, ketidakpercayaan diri dan ketergantungan. You’re addicted for Approval!

Dan fakta menyedihkan lainnya adalah tidak semua pilihan yang akan kita ambil adalah buruk, meskipun orang lain tidak menyukainya.  Maukah kita menjadi tawanan dari pemikiran lama ini? Maukah impian kita terkubur dalam-dalam dan diabaikan selamanya hanya karena mimpi dan impian tersebut tidak sejalan dengan pendapat orang lain? Bila kita mengalah, maka secara bersalah kita akan terus desperately wanting people’s validation. Kita akan menjadi budak dari pemikiran orang lain.

Pernahkah kalian memposting foto selfie di akun social-media dan setelah beberapa jam hanya mendaptkan sedikit likes? Dan secara cepat kalian menilai buruk postingan tersebut? Aku sudah pernah! Dan rasanya sangat menyesakkan dada. Itu tidak benar, itu sangat tidak masuk akal. Kita semua indah sesuai ide indah kita sendiri. Kita tidak perlu mengambil ide bagaimana harus cantik atau tampan dari orang lain, ide cantik dan tampan yang kita perlukan hanya dari dalam diri kita sendiri. We are all beautiful on our own way…   

Jadi stop memusingkan pendapat orang lain tentang penampilan kita. It sucks.


Orang akan tau bahwa pendapat mereka harus dan tetap akan kita setujui, sehingga mereka mendikte hidup kita. Kita dilain pihak, karena tidak ingin ditolak maka takut membuat  suatu perubahan mencolok atau perubahan yang ‘melawan arus’.

“Ketika mereka menolak diri ku, maka aku bukan apa-apa..” euwwh.

Well, hidup bukan hanya untuk berpura-pura agar semua  orang menyukai  kita. Jika ingin bahagia, langkah pertama adalah dengan membuat diri kita sendiri bahagia, the rest will follow..

Jika kalian ingin mewarnai rambut menjadi warna jingga karena kalian menyukainya, well Do It guys! Anything that makes you Happy, just do it. Tidak butuh  persetujuan dari orang lain, hidup sesuai impian mu.


-


Ketika kita hidup, dan ingin hidup dalam kebebasan, dalam sebuah kebahagiaan sejati, maka jangan pernah membuat keputusan atas dasar pendapat orang lain atau cara pandang orang lain.
Kita adalah individu yang secara spesifik berbeda, aku mungkin melihat dunia dengan cara ku sendiri, begitu pun orang lain, dan itu keren!

Mengapa harus takut ditolak? Ketika orang lain merasa jengkel dengan pilihan hidup kita atau irritated because of that, then that’s THEIR PROBLEM. Mereka mungkin saja merasa envy (cemburu) dengan keputusan yang kita ambil, atau merasa tidak nyaman dengan pilihan itu sehingga membuat mereka secara mati-matian menurunkan self-value orang itu, agar supaya mereka juga merasa buruk terhadap diri sendiri. Begitulah cara orang menjatuhkan nilai dalam diri seseorang yang merasa tidak aman. Tapi tentu tidak berlaku bagi orang-orang yang memiliki mental kuat. 


Satu-satunya orang yang perlu kita peroleh persetujuan hanya diri kita sendiri guys.

Dan satu lagi hal yang penting adalah ketika kita mulai terlihat  berbeda dan mencolok, maka hal itu  akan sangat tidak mudah. Orang-orang akan mulai menjudge dan menaruh komentar terburuk. Tetapi guys, itulah bagaimana orang-orang yang Out-standing diluar sana mendapatkan kebahagiaan mereka. Tidak mudah memang, tetapi jika berhasil melewatinya, saat itulah kita benar-benar HIDUP.. :)
 
“You have to accept the fact that some people are never going to be for you. Treat them with respect, but you don’t need their approval to fulfill your destiny.” – Joel Osteen
 BS

Apa komentar kalian tentang Persetujuan Dari Orang Lain? Apakah kalian memiliki pendapat sendiri tentang hal ini? Tinggalkan komentar dibawah ya :) Thanks for Reading.

20 comments:

  1. Sangat memotivasi nih tulisan nya. Bagus banget

    Salam kenal bang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih banyak gan, sangat berarti komentar nya (:

      Delete
    2. Dan salam kenal juga hehehe

      Delete
  2. Semua orang tua berpikir apa yang terbaik untuk anak. Kalau sekarang dibalik, misalkan suatu saat nanti kita punya anak pasti kita melakukan hal yang sama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, saya setuju Mas (:

      Tapi kalau saya jadi orang tua, saya hanya akan menasehati hal yg perlu saja, keputusan terakhir ada pada sang anak.

      Delete
  3. Setuju nih...
    Hidup bukan hanya untuk berpura-pura agar semua orang menyukai kita. Jika ingin bahagia, langkah pertama adalah dengan membuat diri kita sendiri bahagia..

    Peduli amat sih omongan orang lain, toh yg lain cuma bisa komentar, yg jalaninnya adalah kita..

    So, santai aja! :D

    ReplyDelete
  4. Gue gak setuju sama postingan ini.

    Bagi gue, persetujuan orang tua itu penting banget. Meskipun sekarang gue udah 21 tahun dan udah lulus kuliah, kalo mau beli sesuatu yang lumayan mahal gue selalu bicarakan itu ke orang tua. Mau merubah penampilan, gue selalu bicarakan juga.

    Walaupun itu menggunakan uang gue sendiri.

    Berdebat dengan orang tua udah sering banget gue rasain. Sebelum lulus kuliah gue pernah kerja part time, pernah juga di tolak kerja karena penampilan gue gak terurus, rambut gondrong dan wajah sering ngantuk. Gue pengen marah sama pemilik cafe, tapi memang begitu kenyataannya. Seketika gue ingat pesan orang tua untuk segera potong rambut biar keliatan lebih rapi.

    Selalu ada keridhoaan dalam menjalani hari kalo orang tua itu setuju. Bagi gue.

    Ketika bekerja dalam sebuah tim, apakah kita tidak membutuhkan persetujuan anggota tim lain?

    ReplyDelete
    Replies
    1. entahlah Wahyu, tapi iya aku setuju dibagian tim itu. Sebuah tim yang baik haruslah bekerja sama. tapi kadang anggota tim ingin mengontrol pilihan kita, meskipun kamu hidup bersama keluarga, tapi secara umum hidup mu hanya dijalani oleh diri sendiri bukan?. So, iya pilihan ada di diri masing-masing :)

      menanyakan pendapat orang lain juga pasti perlu, apalagi ada orang tua. tapi tidak sepenuhnya kan pendapat mereka harus kita ikuti :)

      Delete
  5. Waaw, tulisanmu cukup rapi yaa dan mengalir untuk menyampaikan gagasan yang kamu pendam selama ini

    Perihal belalang.. Hmm tak seharusnya orang tuamu melarangmu, kecuali jika kamu bermain sampai lupa waktu. Ortu melarang, tentu ada alasan. Sudah ditanya apa alasannya?

    Begitupun juga dgn piercingmu. Saya rasa, ortumu kurang respect terhadap budaya barat (piercing for man). Ya karena memang kita menjunjung tinggi budaya ketimuran yang sangat santun, sangat membedakan gender. Mungkin juga, ortumu khawatir kamu ikut2an ngepunk negatif, soalnya umumnya mereka berpiercing dan banyak respon negatif dari masyarakat.
    Kamu keren banget kalo pake piercing, tapi jika kamu tinggal di daerah berbudaya barat
    Coba dipikirkan baik2 yaaa, apalagi ortu yang membiayai kehidupan kamu, sepatutnya kamu berbaik budi kepada mereka

    Persetujuan dari orang lain?
    Tentunya. Kalo udah bersuami, pasti harus dapet persetujuan dari beliau
    Kalo sudah beristri, pasti ada tukar pendapat perihal perencanaan rumah tangga
    Kalau masih berorang tua, alangkah baiknya mencari tahu pendapat mereka, karena mereka ingin berbangga terhadap anaknya

    Saya rasa memang perlu, tapi bukan ke persetujuan, melainkan tanya pendapat, mana yang lebih baik, lalu kita yang memutuskan

    Alangkah indah hidup kita jika banyak dukungan atas tindakan dan pemikiran kita..

    Kamu tetap jadi anak yang baik yaaa...

    Salam kenaal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya setuju mbak, makasih komentarnya sangat berarti.

      iya aku juga setuju soal prasangka buruk orang yang mengganggap piercing adalah hal negatif. Dan betul juga tentang kalau kita butuh persutujuan dengan partner (bila sudah ada), mungkin aku tidak memikirkannya ketika menulis ini :) terima kasih.

      dan salam kenal mbak Ocha :)

      Delete
  6. Semua orangtua pasti mengginginkan yang terbaik buat anaknya, jika kamu kurang setuju dengan orangtuamu coba yakin kan mereka dengan cara yang baik menurut mereka, tunjukan hasil dari usahamu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih sarannya mas Asdita, dan saya setuju hehe kalau orang tua selalu menginginkan yang terbaik dari kita (:

      Delete
  7. Oke first of all, saya mau bilang bahwa "blog yang sekarang saya kelola awalnya mendapat respon buruk dari orang tua". Iya, karena pada awalnya saya sering begadang memperbaiki macam - macam, dan lihat sekarang. :)) Mereka malah mensupport jika saya mulai jenuh untuk update lagi.

    Tapi, kadang ada sesuatu yang kadang memang itu buruk, dan ada sesuatu yang awalnya dianggap buruk akhirnya mereka menerima bahkan mengikuti.

    Well, hidup memang nggak gampang, bro. Bisa jadi keputusan yang lu ambil itu salah, bisa juga benar.

    Salam kenal, dari Andika Machmud.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Andika, saya salut sama kamuu. Iya setuju tidak ada yang tau hasil dari keputusan kita hari ini, dan saya rasa hidup akan mengikuti cara pandang kita terhadapnya. Terima kasih (:

      Delete
  8. Kalau pendapat gue sih, 50:50 nih. Ada setujunya ada nggak setujunya juga, tergantung konteksnya.

    Terkadang penilaian orang lain ada baiknya juga, meskipun jangan ditelah mentah-mentah. Coba deh kalo aja ada 5 orang yang mengatakan hal buruk tentang kita, kalau dipikir-pikir nggak ada salahnya untuk intropeksi diri.

    Tentu saja kita berjalan di atas sepatu kita sendiri, masa minjem sama orang. Dan kita berhak untuk hidup kita sendiri, meskipun begitu sah sah aja belajar dari orang lain. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. gue setuju nih Erni :)

      oke, makasih sarannya sangat berarti. Salam Kenal

      Delete
  9. Terkadang aku sangat membutuhkan persetujuan dari orang lain.
    tapi disisi lain, aku juga 'pernah merasa muak dengan sikap mereka.

    intinya, aku ga suka kebanyakan orang ikut campur urusanku.
    apalagi untuk mereka yang ga tau menau tentang kehidupan seseorang tapi udah bersikap seolah dia tahu betul siapa diri kita.

    orang sekarang lebih suka jika kita memiliki pemikiran yang sama dengan orang itu, berbeda sedikit saja langsung nyinyir.

    hey dude, kebersamaan ga harus sama ..

    ReplyDelete
  10. hemm standar sih.Ada beberapa hal yang menurut gue bisa kita lakukan dengan inisiatif kita sendiri, ya bisa dikatakan "tidak butuh persetujuan dari orang lain" melainkan kita tentukan sendiri hal tersebut.

    Tapi di sisi lain,memang ada beberapa hal yang harus membutuhkan persetujuan orang lain.Ya gak perlu jauh jauh lah,orang tua aja contohnya.

    Menurut gue sih , ya gitu beberapa hal memang ada yang harus kita inisiatifkan sendiri , dan ada beberapa hal yang memang harus membutuhkan persetujuan orang lain .

    semisal orang tua.

    ReplyDelete