Mungkin alasan mengapa
aku suka Troye Sivan adalah karena dia bisa menyajikan lagu yang relevan dengan
situasi ku.
“Daddy heart breaks…”“trying to save face..”“Truth runs wild like a tear down on a cheek..”
Hard, it is hard to be
yourself…
When everybody tryin to
squaring you up with their own expectations..
“if I’m losing a piece of me, maybe I don’t want heaven..”
Betul, aku tidak ingin
ke surga, demi apapun juga, aku tidak
ingin ke surga..
Mengapa aku harus
berusaha ke Surga jika disana aku tidak
akan menjadi diri ku sendiri?
Bila pun Tuhan memang ada,
mengapa dia menciptakan diriku seperti ini? Lucu, dan aku tau bahwa ini semua
tidak nyata.
Semua agama yang dekat
dengan kehidupan ku tidak setuju dengan hal yang ada dalam diriku, jadi mengapa
aku ingin ke surga? Tidak aku tidak mau.
-
Aku, berada di situasi
paling buruk..
Aku sudah lama berpikir
tentang ini, tentang segala sesuatu yang terjadi diantara orang-orang, yang
seakan dibutakan..
Mengapa harus mengikuti satu pemikiran seseorang?
Mengapa aku harus hidup
sesuai kehendak dan ekspektasi orang lain?
Aku lahir sebagai
Islam, yang dari dulu tidak pernah ku tau mengapa ada agama serumit ini? Mengapa
aku harus mengikuti aturan hidup Islam? Jika ternyata itu tidak menjamin
kebahagiaan ku? Mengapa?
tapi sekarang tidak ada satu pun agama yang ku ikuti. tidak ada. Hanya filosofi Buddha yang ku suka, karena kejujuran dan kasih sayangnya.
-
Kemarin aku selesai
memakai anting di telinga kiri ku..
Aku sudah lama ingin
memakainya dan setelah gajian, aku pergi menindik telinga. Sangat bahagia dan
menyenangkan, perasaan ku tidak bisa kusembunyikan, aku menari, bernyanyi dalam kamar
memikirkan betapa cantiknya anting ini terpasang di telinga. Aku bahkan tidak tertidur pulas karena pikiran ku tidak berhenti memikirkan hari-hari ku menjadi lebih baik.
Baru pagi ini, Ayah ku
melihatnya. Ibu ku sudah tau dan dia terlihat agak kecewa, meski dia tetap
tidak berkomentar apa-apa. Ayah melihat
telinga ku dan beberapa saat setelahnya tidak ingin memandang wajahku lagi.
Dia menceramahi ku dari
jarak jauh, mengatakan semuanya yang sangat buruk.
“aku malu punya anak seperti mu..” dan sejenisnya.
Dia berjanji akan meninggalkan kami jika aku tidak berubah pikiran.
Aku hanya sudah menduga nya dan tersenyum.
sebelum masuk ke kamar dan memandang pantulan bayangan ku di cermin, tidak sadar bulir-bulir air mata sudah mengalir.
Apa orang yang memakai anting kriminal? memalukkan?
apa orang yang memakan anting semuanya pembunuh? pemabuk? negative?
sebelum masuk ke kamar dan memandang pantulan bayangan ku di cermin, tidak sadar bulir-bulir air mata sudah mengalir.
Apa orang yang memakai anting kriminal? memalukkan?
apa orang yang memakan anting semuanya pembunuh? pemabuk? negative?
-
Aku disini, mengetik
tulisan ini, dalam kamar. Membiarkan air mata mengalir tidak tau kapan akan
berhenti.
Dan fakta menyedihkan
lainnya adalah jika aku mengalah, jika aku akhirnya harus patuh, maka mimpi ku
hancur, yang bahagia mereka – karena ekpektasi mereka tercapai terhadap ku, dan
pribadi dan jiwa ku mati.
Ini
baru anting, bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku tertarik sesama jenis?
-
I’m tired of this place..I hope people change..My hopes, they are high, but I must keep them small..
Ibu masuk ke kamar dan
memelukku, ikut menangis, dia ingin aku melepas anting ini..
Dan aku mengerti, aku
paham. Kalau aku tidak melepas benda ini, Ayah ku atau mereka semua (keluarga
ku) akan malu. Meski aku tau hal itulah yang selalu jadi pendapat mereka.
Mereka ingin aku jadi
seperti orang lain, mengikuti aturan dan meninggal dalam penyesalan.
Aku benci ini semua dan
kuharap masih ada sedikit cahaya tersisa.
BS
No comments:
Post a Comment