Mungkin ini adalah Olimpiade terakhir baginya, namun hasil
yang didapatkan pada babak Quarter final bukan lah sesuatu yang harus di
sesali.
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari takluk dari
pasangan China Yu Yang/Tang Yuanting 11-21 14-21
Impian mempersembahkan medali untuk pertama kalinya bagi
Indonesia memang pupus, tapi itu tidak ada yang sungguh buruk disini. Aku
pribadi sangat mengapresiasi kerja keras pasangan Ganda Putri Indonesia ini.
Mereka sudah melakukan yang terbaik, mereka mendedikasikan waktu dan energy
untuk nama bangsa Indonesia. Tak ada yang salah, hanya kadang ketika kita
gagal, itu berarti kita mendapatkan pelajaran berharga.
Aku yakin, apa yang mereka korbankan, apa yang mereka tanamkan,
tidak akan pernah mengecewakan, terlebih untuk mereka sendiri, keberhasilan dan
kemenangan lainnya akan di petik.
Just Come Back Stronger!!
-
Asa Indonesia untuk meraih medali Emas Olimpiade belum
musnah. Meski yang tersisa hanya satu pasangan, tapi aku disini, di rumah ku,
di indonesia, mendukung sepenuhnya terhadap Ganda Campuran Tontowi
Ahmad/Liliyana Natsir yang berhasil melaju ke Final, setelah mengandaskan wakil
China Zhang Nan/Zhao Yunlei 21-16 21-15 (straight set) pada babak SemiFinal
kemarin.
Ini adalah final Olimpiade pertama bagi Pasangan
Tontowi/Liliyana dan Final ke dua untuk Liliyana Natsir, karena empat tahun lalu,
di London, mereka harus puas berada di urutan ke empat atau tanpa membawa
pulang medali. Gagal di Semi Final, mereka juga tidak mampu membungkam pasangan
Denmark pada perebutan medali perunggu,
dan menurutku ini sudah mempengaruhi psikologi keduanya, karena tekanan
yang besar, dan rantai emas harus terputus pada saat itu. Pada Olimpiade
Beijing, Liliyana Natsir berhasil ke Final berpasangan dengan Nova Widianto,
namun kalah terhadap pasangan Korea Selatan, Lee Young Dae/Lee Hyo Jung.
Tapi tidak ada yang tidak mungkin, buktinya mereka
kembali lagi empat tahun kemudian, di Olimpiade Rio, dan sejujurnya aku sempat
pesimis ketika mengikuti tournament mereka dan mengetahui performa mereka yang mulai
menurun. But who knows the future? Selama mereka masih berjuang, selama mereka
masih berlatih dan memiliki impian, tidak ada yang mustahil.
Malam ini di Final, memperebutkan Gold Medal mereka akan menghadapi
Ganda Campuran asal Malaysia Chang Peng Soon/Liu Ying Goh yang juga berhasil
mengalahkan pasangan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin 21-12 21-19.
Kedua negara Asia Tenggara ini akan saling berhadapan, dan
suatu kebanggaan karena berhasil menyingkirkan pesangi-pesaing dari negara
lain. (Malaysia kalahkan Tiongkok, Indonesia pun sama).
Ini merupakan pertemuan ke 10 antara mereka, dengan head to head 8 – 1 untuk keunggulan
Tontowi/Liliyana.
Aku optimis, malam ini, 17 Agustus 2016, tepat pada hari
Kemerdekaan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akan menampilkan performa
terbaik, dan bertanding semaksimal mungkin, atau bahkan bisa mempersembahkan kado terindah, yaitu Medali Emas Olimpiade. Fakta bahwa mereka sudah bertemu di
babak/fase Group, dimana Tontowi/Liliyana berhasil menang straight set,
membuatku tambah yakin, akan malam yang indah, dan pokoknya akan seru.
Apapun hasilnya, aku bersyukur bisa menjadi saksi
pertandingan kali ini. Apakah itu Malaysia yang menang, atau Indonesia sendiri?
It doesn’t matter for me. Yang penting mereka menunjukan pertandingan paling
berkelas.
fact: Liliyana Natsir orang Manado cuyy, my role model!
NOTE:
Tontowi Ahmad /Liliyana Natsir berhasil mempersembahkan Gold Medal bagi Indonesia, dan merupakan medali emas satu-satunya bagi kontingen Indonesia dalam Olimpiade kali ini. Malam itu, di Final, mereka mengalahkan Chang Peng Soon/Liu Ying Goh straight set 21-14 21-12. Dan yang unikya, kemenangan tersebut terjadi beberapa detik sebelum 17 Agustus berakhir! what a day!
fakta menarik lain adalah pertandingan berlangsung selama 45 menit dan menggunakan 17 shuttlecock.
Semangat selalu!
Dirgahayu Republik Indonesia ke 71 tahun. Jaya dan semakin
maju terus!
BS
No comments:
Post a Comment