Friday 4 November 2016

The Notebook (Book's Review)




Ini adalah novel ketiga dari Nicholas Sparks yang sudah ku baca. Dan lagi, setelah A Walk To Remember, Message In a Bottle, dan kali ini The Notebook, Nicholas Sparks berhasil membuat mata ku lembab, seperi bulan Oktober di New Bern.

Novel ini, mempunyai karakteristik dari seorang Nicholas Sparks. Rasanya sekarang aku semakin akrab dengan gaya penulisannya.
Berikut ini synopsis dari Nicholassparks.com
 

Synopsis


“A man with a faded, well-worn notebook open in his lap. A woman experiencing a morning ritual she doesn’t understand. Until he begins to read to her.  The Notebook is an achingly tender story about the enduring power of love, a story of miracles that will stay with you forever. Set amid the austere beauty of coastal North Carolina in 1946, The Notebook begins with the story of Noah Calhoun, a rural Southerner returned home from World War II. Noah, thirty-one, is restoring a plantation home to its former glory, and he is haunted by images of the beautiful girl he met fourteen years earlier, a girl he loved like no other. Unable to find her, yet unwilling to forget the summer they spent together, Noah is content to live with only memories. . . until she unexpectedly returns to his town to see him once again. Allie Nelson, twenty-nine, is now engaged to another man, but realizes that the original passion she felt for Noah has not dimmed with the passage of time. Still, the obstacles that once ended their previous relationship remain, and the gulf between their worlds is too vast to ignore. With her impending marriage only weeks away, Allie is forced to confront her hopes and dreams for the future, a future that only she can shape. Like a puzzle within a puzzle, the story of Noah and Allie is just beginning. As it unfolds, their tale miraculously becomes something different, with much higher stakes. The result is a deeply moving portrait of love itself, the tender moments, and fundamental changes that affect us all. Shining with a beauty that is rarely found in current literature, The Notebook establishes Nicholas Sparks as a classic storyteller with a unique insight into the only emotion that really matters.”


Noah Calhoun dan Allie Nelson bertemu kembali setelah 14 tahun bepisah. Noah yang sudah hidup sendiri bertahun-tahun, dengan kehidupan yang aman,dan damai, tapi tetap saja pikirannya sering terbang memikirkan wanita yang dicintainya. Wanita yangmengajarinya arti cinta. Cinta peramanya Allie. Dia bahkan tidak memiliki pasangan, atau berusaha mencari pasangan hidup.


“My daddy said, that the first time you fall in love, it changes you foever and no matter how hard ypu try, that feeling just  never goes away.”


Pada suatu hari biasa di bulan Oktober, tiba-tiba sang wanita pujaan itu datang, Allie datang ketika dirinya sendiri sudah bertunangan dengan seorang pengacara ternama, Lon. Tiga minggu sebelum pernikahannya, Allie memutuskan  bertemu kembali dengan cinta pertama nya itu.

Momen ketika mereka bertemu itu, setelah 14 tahun terpisah (long enough to remember), bahkan hilang komunikasi sama sekali, sangatlah menggemaskan. Mereka menghabiskan waktu bersama, pergi ke tempat-tempat penuh kenangan, melakukan hal-hal yang pernah dilakukan mereka 14 tahun silam.

Hari berikutnya mereka memutuskan untuk kembali bertemu. Dan kenangan musim panas mereka di masa lampau kembali menjadi nyata. Tidak ada yang merasa perlu menahan lagi hasrat yang terpendam selama itu, dan di kala hujan deras di bulan Oktober itu, di New Bern, kedua insan itu kembali menemukan apa yang mereka nantikan selama belasan tahun.



Namun, sang tunangan, Lon akhirnya merasakan ada yang tidak beres atas kepergian Allie tunangannya ke kota tua tersebut. Jika pada biasanya hal itu bukan hal yang sering dipikirkannya, tapi kali ini, Lon mendatangi Allie.

Selain Lon, ibunda dari Allie pun ikut menyusul. Bukan untuk memarahi putrinya, melainkan memberitahu bahwa Lon akan segera datang. Allie pun menjadi sangat bimbang waktu itu, sangat-sangat bimbang.

Apa yang harus dilakukannya? Siapa yang harus dipilihnya?

Dia tau kalau dia mencitai Lon, tapi dia juga mencintai Noah. Dia tau hidup bersama Lon adalah impiannya, tetapi dia tau juga bahwa hidupnya hanya untuk  Noah.

Apakah kehidupan yang sudah bisa diprediksi jelas akan baik (bersama Lon), atau memulai dari awal, menyatukan kembali cinta 14 tahun yang lalu yang sempat terputus oleh jarak, bersama Noah?


-


Pada bagian akhir cerita, aku cukup kaget dengan fakta bahwa Noah dan Allie harus terpisah kembali. Kali ini bukan karena jarak, tetapi karena takdir.




Bagian ini sangat menguras emosi, to be honest. Ketika Noah harus menerima Allie yang secara perlahan menghilang dari kehidupannya, meninggalkan sejuta kenangan selama  49 tahun mereka menikah. 

Jika dulu Noah menulis surat untuk Allie selama dua tahun, menyampaikan perasaannya, dan tetap berusaha meyakinkan Allie bahwa dia akan selalu mencintainya sampai kapanpun. Allie, juga meninggalkan tulisan-tulisannya untuk Noah, sebagai janji, sebagai pengingat pula, bahwa hanya Noah dan akan selalu Noah pria yang dicintainya, dengan utuh.

Setidaknya aku tau alasan Allie lebih memilih Noah.

Allie ingin sesuatu yang tidak bisa dia dapatkan dari Lon. Dan dia tau itu.

Hanya Noah, hanya Noah yang bisa memberikannya. Pada akhirnya, kedua jiwa itu bertemu, walau bagaimana pun mereka telah terpisah dalam jarak, mereka tetap bertemu kembali, karena sesungguhnya mereka sudah ditakdirkan bersama.



“She wanted something else, something different, something more. Passion and romance, perhaps, or maybe quiet conversations in candlelit rooms, or perhaps something as simple as not being second.”



Novel ini kalau di cermati, memilik sedikit kesamaan dengan Message in the bottle, tentu pada bagian surat-menyurat atau tulis-menulis. Kisah ini luarbiasa indah, meski aku lebih terkesan dengan Message in the bottle. Tapi kisah The Notebook tidak kehilangan rasa dari Om Nicho kok, kisah ini di tulis seperti dengan penuh perhitungan, dan hasilnnya tidak sembarang.


Salut sama Om Nicho yang bisa terus merangkai kata yang membawa ku benar-benar seperti menjadi saksi mata kisah dari tokoh-tokohnya. Itu sebabnya juga aku senang membaca.

Menurut review dari beberapa blog yang kubaca, kisah ini juga tidak kalah menarik dan mengharukan ketika diangkat ke layar lebar. Bahkan ada yang bilang lebih bagus filmnya.  Ada yang bilang juga, Filmnya melengkapi buku ini, dan buku ini melengkapi filmnya.

The Notebook (Film) katanya adalah salah satu film paling romantis sepanjang masa.


-


Novel ini memiliki 255 Hal. Dengan harga yang pantas pula.

Recommended this book for Romance’s lovers.

Aku sebenarnya tidak atau belum memiliki penulis yang bisa dibilang idola, karena semua penulis menurutku memiliki keunikan dan keistimewan masing-masing, Cuma  dari gaya penulisan, dan cara penyampaiannya, Nicholas Sparks salah satu favoritku.
BS

Apa tanggapan kalian tentang Novel ini? Tinggalkan komentar di bawah ya,  

Belakangan aku sedang bekerja bersama Team ku dalam rangka penyusuna Proposal PKM 2016, dan hari ini ada kesempatan menulis, jadi aku rasa review tentang bahan bacaan ku cukup menyenangkan.
Thanks for Reading (:

2 comments:

  1. Wahhh... kisah cinta yg rumit..
    Harus memilih cinta masalalu atau cinta saat ini.. rasanya sangat menyentuh, merasa pernah berada di situasi yg sama.. Hahayyy... :D

    #SalamKunjunganBalik

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya si Allie bimbang-gundah-gulana. tapi dia tau kok mana yang ia mau, pada akhirnya dia yang harus menentukan mana yg terbaik.

      kamu pernah? persis kayak si Allie atau?

      Delete